May 13, 2010

Bilingual: Keren atau....?????

Fenomena pemakaian bahasa gado-gado sudah cukup menggurita dalam kehidupan perkuliahan di kampus, baik itu oleh dosen maupun mahasiswa. Apa sih bahasa gado-gado itu? Bahasa gado-gado adalah bahasa yang mencampurkan bahasa Indonesia dengan kata-kata ataupun istilah-istilah dalam bahasa Inggris yang belum diserap secara resmi ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam karya ilmiah saja (seperti TA, tesis, makalah, dll), beberapa kali saya temui hal-hal demikian, apalagi dalam kegiatan perkuliahan, seminar, atau sekadar percakapan sehari-hari, sudah tak terhitung banyaknya. Saya kasih contoh untuk percakapan sehari-hari:"...sebenarnya gue lebih prefer buat kuliah di pagi hari..." atau dalam rapat: ".. tolong keputusan yang sudah dibuat dalam rapat ini segera di-follow up..". Sedangkan contoh pemakaian bahasa gado-gado dalam karya ilmiah:".. Penentuan performance produksi dari reservoir ini dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya water influx...."
Pemakaian bahasa gado-gado dalam suatu karya ilmiah berbahasa Indonesia menurut saya tidak dapat dimaafkaan sebab dalam suatu karya ilmiah berbahasa Indonesia, diwajibkan penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Adapun untuk percakapan sehari-hari dimaklumi kalau bahasa Indonesia yang digunakan tidak baku-baku amat. Tapi ini pun lebih baik dibandingkan memakai bahasa Indonesia yang dicampur-campur dengan bahasa Inggris. Kalaupun ingin menggunakan kata serapan, gunakanlah kata serapan yang sudah baku.
Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa menggunakan bahasa gado-gado itu lebih keren sebab bisa mencerminkan kalau bahasa Inggrisnya jago, kalau dia orang modern, kalau dia orang terpelajar. Namun, bagi saya, memakai bahasa yang dicampur-campur itu menandakan kalau yang bersangkutan itu tidak mengerti bahasa, atau tidak menghargai bahasa. Kalau ingin ngomong dengan gaya keinggris-inggrisan, sekalian saja gunakan bahasa Inggris yang benar. Dan kalau lancarnya berbahasa Indonesia, mbok ya gunakan bahasa Indonesia yang benar pula. Jangan dicampur-campur.
Memang ada beberapa penggunaan istilah asing yang diserap secara mentah-mentah yang masih saya maklumi. Misal istilah-istilah yang berhubungan dengan bidang teknik yang berorientasi global, seperti istilah dalam bidang teknik perminyakan (misal: wellhead, drillpipe, derrick, mouse hole, nodal dll). Penggunaan seperti ini digunakan karena untuk suatu kenyamanan dalam berkomunikasi antar insinyur, sudah menjadi istilah baku khusus dalam bidang tersebut, ataupun untuk penyamaan persepsi. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika istilah-istilah tersebut diusahakan untuk dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Hal ini akan menunjukkan seberapa besar perhatian kita terhadap bahasa kita sendiri.
Mari, mulai saat ini, kita lebih menghargai bahasa kita sendiri. Janganlah kita rusak bahasa Indonesia ini dengan memasukkan istilah-istilah asing secara serampangan, dan mencampuradukkan bahasa. Kalau bukan kita yang menjaga bahasa Indonesia ini, siapa lagi??

Lampiran:
Berikut adalah contoh istilah gado-gado yang sepertinya lebih sering digunakan dalam kehidupan perkuliahan dibanding padanannya dalam bahasa Indonesia:
- prefer               : lebih suka
- make sure        : memastikan
- which is            : ??????????
- follow up          : menindaklanjuti
- timeline            : jadwal
- worst case       : hal terburuk
- feasible            : layak
- plan                  : rencana
- mem-fix-kan     : memastikan (apa ini??????????)
- hearing           : saya tidak tahu apa padanan kata yang pas.. Mungkin istilah "dengar pendapat" cukup mewakili
- space               : ruang
- budget             : anggaran
- report              : laporan
- performance    : kinerja
- deadline           : batas akhir
- TOR (Term of Reference) : kerangka acuan
- concern            : memusatkan perhatian
- event                : perhelatan
- head to head    : -- saya tidak menemukan istilah yang pas--
- instead of         : di samping
dan masih banyak lagi....(silakan ditambah sendiri kalau ada)

2 comments:

  1. Menurut saya harus dilihat dulu kenapa orang tersebut memakai bahasa gado2, karena melakukan hal yang benar karena alasan yang salah adalah suatu kesalahan di level yang lebih tinggi.
    Kebanyakan orang memang gaya2an, tp bagi sebagian kecil orang lain tidak seperti itu tampaknya.

    Karena tidak semua bahasa inggris ada padanannya, dan kita semua setuju dengan hal itu, dan cara kita merangkai kata-kata menjadi suatu urutan argumen yg logis mengalir adalah berbeda di tiap2 bahasa.
    Beberapa orang benar2 berpikir dalam kerangka bahasa inggris, dan mereka menemukan kesulitan untuk bisa langsung menerjemahkan itu ke bahasa indonesia secara spontan kepada lawan bicaranya.

    Kalau boleh sedikit menyimpang, menurut saya bahasa inggris itu relatif lebih baik digunakan secara ilmiah, dan fakta bahwa inggris merupakan bahasa internasional merupakan keunggulan tersendiri. Perlu diketahui bahasa inggris merupakan salah satu bahasa yang mempunyai perbendaharaan kosa kata terbesar di dunia, jauh dibandingkan bahasa indonesia. Hal ini memberikan konsekuensi logis, bahwa kita bisa lebih bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan dengan baik, lebih tajam, dan spesifik dlm bahasa inggris.
    Contoh:
    Inggris

    "compassion, pity, sympathy, empathy, fellow feeling, care, concern, solicitude, sensitivity, warmth, love, tenderness, mercy, leniency, tolerance, kindness, humanity, charity"

    merupakan kelompok kata2 yang dekat maknanya dan spesifik artinya, lihat kita punya sangat lebar rentang pilihan yang benar-benar cocok dengan yang kita rasakan.

    Di atas itu semua, penggunaan bahasa memang harus pada tempatnya dan sesuai konteksnya.

    *saya hanya menambahkan artikel di atas dari sudut pandang seorang pemerhati bahasa, tidak semata-mata menolak/menerima atau menunjukkan rasa ketidaksetujuan/persetujuan.

    ReplyDelete
  2. Kalau tujuannya untuk menyamakan persepsi ketika diskusi, misalnya berkaitan dengan istilah-istilah dalam bidang ilmiah, penggunaan istilah asing itu menurut saya juga gak papa. Yang saya sayangkan tuh kadang-kadang kata yang masih ada artinya dalam bahasa Indonesia kenapa harus diganti dengan istilah bahasa Inggris. Ini seperti yang saya contohkan di awal. Kalau kata "ditindaklanjuti" masih bisa dimengerti dan masih enak didengar, kenapa harus pakai kata "di-follow up". Ini yang sering saya dengar dari teman-teman kuliah.

    ReplyDelete