May 28, 2010

Jasa Mereka yang Sering Terlupakan

Di sekeliling kita terdapat banyak orang dengan profesi/pekerjaan yang sering kurang kita hargai. Kebanyakan dari kita menganggap remeh orang-orang tersebut dan menganggap mereka sebagai orang "rendah". Padahal, apa yang mereka kerjakan itu merupakan suatu pekerjaan mulia, pekerjaan yang sangat penting, yang apabila tidak dikerjakan akan menyebabkan kehidupan ini menjadi tidak berjalan dengan baik, tidak nyaman, tidak harmonis, kacau balau. Berikut ini beberapa contoh profesi yang berhasil saya temukan..
1. Bapak pengangkut sampah
Yaitu bapak-bapak yang pekerjaannya mengangkut sampah dari rumah ke rumah menggunakan gerobak. Sampah merupakan suatu barang yang sudah kita buang karena tidak berguna. Dan kriteria sampah di kota Bandung ini sebagian besar adalah sampah organik, dan sampah organik ini adalah sampah yang bisa membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Sampah yang kalian sendiri jijik untuk melihat, apalagi sampai menyentuh dan mengaduk-aduknya. Alhamdulillah, masih ada orang yang berbesar hati mau mengurus dan mengangkut sampah-sampah ini. Bayangkan jika sampah yang membusuk ini bertumpuk di rumah kita akibat Bapak-bapak itu tidak mengambilnya. Tentu akan sangat mengganggu dan juga berbahaya akibat bakteri yang menumpuk di dalam sampah tersebut.
2. Cleaning service
Cleaning service ini mungkin bisa disamakan dengan office boy (OB). Pekerjaan mereka antara lain membersihkan ruang perkantoran, lobi, hingga ke toilet. Bayangkan apabila di dunia ini tidak ada lagi orang yang mau jadi cleaning service. Ruangan kantor akan penuh debu, WC akan sangat berbau (tidak wangi lagi), kotoran ada di mana-mana, bau pesing di mana-mana... Pokoknya kacau. Alhamdulillah ada cleaning service yang bekerja membersihkan itu semua.
3. Tukang parkir
Di depan gedung-gedung, di belakang kampus, di depan pasar, dan di tempat-tempat lain, sering terlihat mamang-mamang dengan seragam (seringnya) warna oranye, dengan priwitan di tangan. Dengan penuh tanggung jawab, mereka membantu (terutama) para pemilik mobil untuk menempatkan mobilnya dengan aman. Bayangkan kalau gak ada tukang parkir, misalnya di belakang ITB, akan seperti apa jadinya. Mobil akan tidak beraturan, parkir seenaknya. Jalan bisa jadi macet, dan kekacauan-kekacauan lainnya. Terima kasih mamang tukang parkir.
4. Pengatur jalan tak resmi (pak ogah)
Yang ini belakangan sering terlihat di pertigaan jalan tamansari-dayang sumbi, (lagi-lagi) di belakang ITB. Sekumpulan anak muda yang membantu para pengguna jalan untuk bergantian melintasi pertigaan itu secara teratur. Tugas ini sebenarnya adalah tugas pak polisi lalu lintas. Tapi dengan banyaknya jaringan jalan di Bandung ini dibandingkan dengan jumlah polisi lalu lintas yang ada, saya yakin jumlah polisi ini sangatlah tidak mencukupi. Jadi keberadaan "pak ogah" ini sangatlah membantu pekerjaan polisi. Saya kadang-kadang sering prihatin melihat ada pengguna jalan yang tidak mau patuh dengan pengaturan mereka ini (misalnya main selonong aja, padahal sedang distop). Mereka sebagai pak ogah (saya lihat) tidak memaksa untuk meminta uang balas jasa. Jika ada yang ngasih ya diterima, kalau gak ngasih juga gak papa. Saya cukup salut kalau ada pengguna jalan yang sukarela memberikan sekadar receh kepada mereka.. Mungkin pekerjaan yang mirip-mirip dengan ini adalah pekerjaan penjaga perlintasan kereta tak resmi.. Pokoknya salut deh dengan keikhlasan mereka..
5. Tukang sapu jalanan
 Tugas mereka adalah membersihkan jalan-jalan dan trotoar di Bandung ini dari sampah-sampah dan dedaunan yang berserakan di sana-sini. Bayangkan kalau gak ada yang mau mengerjakan pekerjaan ini. Jalanan akan dipenuhi oleh daun-daun dan sampah-sampah sehingga menjadi tidak nyaman lagi untuk dilalui.


Dan tentu saja masih banyak pekerjaan-pekerjaan lainnya....

Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya dunia ini kalau orang-orang ini mogok, tidak mau mengerjakan pekerjaan mereka lagi. Sampah berserakan di mana-mana, jalan di belakang ITB akan macet berjam-jam, WC-WC akan penuh kotoran dan tidak menjadi tempat yang nyaman lagi untuk "bersemedi", dan kekacauan-kekacauan lagi. Sebagai manusia, kita tidak boleh membeda-bedakan dalam menghormati orang. Janganlah kita di hadapan atasan kita begitu hormat, tapi kepada mereka yang jasanya sering kita lupakan sering memandang sebelah mata. Sudah saatnya kita lebih menghargai dan mengapresiasi mereka dan apa yang mereka kerjakan..

No comments:

Post a Comment