Ketika kita membantu atau melakukan sesuatu hal baik untuk orang lain (misal dengan memberi sesuatu, meminjamkan uang, dan hal-hal baik lainnya) kadang-kadang kita secara implisit berharap agar perbuatan kita ini suatu saat akan kembali kepada kita. Tentu kita akan sangat gembira jika kita mendapat balasan yang baik tidak lama setelah kita melakukan kebaikan bagi orang lain. Namun bagaimana kiranya jika kebaikan kita ini ternyata tidak langsung dibalas, bahkan cuma dianggap angin lalu bagi orang yang kita tolong?? Tentu hal ini akan membuat kita kecewa, sedih, ataupun perasaan-perasaan tidak mengenakkan lainnya.
Jika itu terjadi, apakah berarti kita harus berhenti untuk berbuat baik untuk teman-teman atau saudara kita? Tidak, itu tidak boleh menghentikan aksi kita. Meskipun muncul perasaan seakan-akan apa yang kita lakukan itu tidak dianggap oleh teman kita kita perlu mengabaikan perasaan-perasaan itu. Lalu bagaimana agar kita tetap termotivasi untuk terus berbuat baik bagi saudara-saudara kita?
Yang pertama harus kita tekankan pada diri kita adalah kita harus selalu mengikhlaskan niat kita untuk membantu itu karena Alloh, dan kita harus selalu berharap bahwa yang akan membalas perbuatan kita ini hanya Alloh semata. Jangan kita berharap mendapat balasan dari orang lain, karena hal itu tidak pasti terjadi. Dan jika terjadi, itu karena kehendak Alloh. Yang kedua, kita harus mengambil contoh dari para shahabat Rosululloh. Mereka memiliki suatu akhlak mulia yang disebut "itsar", yaitu mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri. Hal ini terlihat pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, dari Abu Hurairoh, dia berkata,
" Datang seorang pria menemui Rosululloh sholallohu'alaihi wasallam dan berkata:" Saya sedang susah", Kemudian Nabi sholallohu'alaihi wasallam mengutus kepada salah seorang istri beliau, kemudian ia berkata,"Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, yang kupunya hanyalah air putih." Kemudian beliau mengutus kepada istri yang lainnya, maka ia pun mengatakan seperti yang dikatakan istri yang pertama. sampai istri beliau seluruhnya mengatakan seperti itu:"Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, yang kupunya hanyalah air putih." Setelah itu Nabi sholallohu'alaihi wasallam bersabda, " Siapa yang akan menjamu orang ini nanti malam?" Salah seorang dari Anshor menyahut: "Saya wahai Rosululloh!" Kemudian ia bawa orang ini menuju kendaraannya. Ia katakan kepada istrinya:"Muliakan tamu Rosululloh sholallohu'alaihi wasallam!" Dalam sebuah riwayat, ia berkata kepada istrinya:"Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Istrinya menjawab:"Tidak, kecuali makanan pokok anak-anak kita." Kata si suami:"Sibukkan mereka dengan sesuatu. Kalau mereka menginginkan makan mala, tidurkanlah mereka. Kemudian jika tamu kita telah masuk, matikanlah lampu dan perlihatkan kepada mereka seolah-olah kita sedang makan." Kemudian mereka duduk dan tamu itu pun menyantap makanannya. Pasangan suamu istri itu sendiri bermalam dalam keadaan lapar. Ketika pagi menjelang, sahabat ini menemui Rosululloh sholallohu'alaihi wasallam, dan beliau bersabda:"Sungguh Alloh merasa takjub terhadap perbuatan kalian berdua kepada tamu kaliah tadi malam". Dari hadits tersebut, tampak sekali bagaimana akhlak shahabat tersebut, yang rela membantu saudaranya hingga mengorbankan dirinya dan keluarganya (untuk merasa lapar semalaman). Mungkin kita belum sampai pada taraf itu, tetapi paling tidak kita bisa meniru semangat shahabat Anshor tersebut yang rela membantu tanpa pamrih, dengan hanya mengharap balasan dari Alloh, sehingga Alloh pun takjub pada perbuatannya. Dan yang terakhir, kita harus memiliki keyakinan bahwa mengutamakan orang lain itulah yang akan menyelesaikan permasalahan kehidupan bangsa kita. Saya sendiri yakin bahwa kerusakan-kerusakan yang timbul di bangsa ini salah satunya karena orang cenderung egois, lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Terjadi rebutan sembako, kemacetan jalan, rebutan tiket kereta api, tidak adanya kebudayaan antre, semua itu terjadi karena keegoisan masing-masing orang. Dan saya yakin, semua itu tidak akan terjadi jika masing-masing kita lebih mementingkan saudara kita, lebih menghargai saudara kita.
Pokoknya, do something for other people lah, mirip kayak judul blog temen "berbagi untuk sesama", hehehehe...
No comments:
Post a Comment