Kemarin saya melihat siaran berita di salah satu stasiun TV yang menayangkan komunikasi antara para relawan Gaza yang telah diselamatkan dan ada di Amman, Yordania, dengan keluarga mereka di tanah air. Ada satu hal menarik yang saya dapatkan ketika mengamati pembicaraan antara pembaca berita dengan sang relawan ataupun dengan keluarganya.
Ketika si pembaca berita bertanya kepada relawan,"Setelah kejadian ini apakah Anda akan kembali lagi ke Gaza untuk menyalurkan bantuan lagi?", sang relawan menjawab,"InsyaAlloh, saya akan kembali lagi". Demikian pula ketika pembaca berita bertanya kepada keluarga relawan ini,"Apakah jika suami Anda ingin kembali menyalurkan bantuan lagi ke Gaza, Anda akan mengizinkannya?" maka keluarga relawan itu pun menjawab,"InsyaAlloh, saya izinkan".
Sebagai orang biasa, saya tidak habis pikir, apa yang ada di dalam benak para relawan itu dan juga keluarganya, mengapa mereka begitu gigih untuk terus berusaha menyalurkan bantuan kepada rakyat Gaza, setelah tragedi yang berlangsung kemarin itu. Mungkin ini juga yang ada di pikiran si pembaca berita. Bisa jadi mereka heran atas jawaban sang relawan ataupun keluarganya ketika ditanya dengan hal demikian. Orang biasa tentunya akan berpikir berpuluh-puluh kali untuk kembali lagi ke dalam suasana penuh bahaya seperti itu, suasana mencekam ketika sekelompok pasukan khusus terjun dari helikopter dengan membawa senapan otomatis ke dalam kapal pengangkut bantuan kemanusiaan. Tapi itulah, para relawan itu bukan orang biasa. Mereka adalah orang yang luar biasa, begitu pun keluarga mereka.
Lalu saya pun bertanya-tanya, mengapa mereka memiliki kegigihan yang luar biasa, hal apa yang membuat mereka tidak kenal kata menyerah untuk terus berusaha menyalurkan bantuan kepada saudara-saudara kita di Gaza. Suatu perbuatan yang disertai kesadaran itu membutuhkan suatu motivasi. Dan tindakan besar itu pastilah disertai dengan motivasi yang besar pula. Lalu apa sih motivasi yang terbesar itu?? Jika motivasi para relawan itu adalah hal-hal yang berbau duniawi, tidak mungkin kegigihan mereka akan sebesar itu, karena taruhan mereka adalah nyawa. Jadi, yang paling mungkin mendorong mereka untuk mau mengorbankan nyawa demi saudara-saudara seiman di Gaza adalah keyakinan mereka. Mereka yakin bahwa apa yang dilakukan itu akan mereka petik di akhirat kelak, oleh karena itu kematian bukanlah penghalang bagi tekad mereka. Itulah motivasi terbesar dalam hidup ini, yaitu iman terhadap kehidupan di masa yang akan datang, hari akhirat.
Dan motivasi semacam ini nampaknya telah mulai berkurang dari hati-hati muslimin di negeri ini (termasuk saya), sehingga saya pun sempat heran akan kegigihan para relawan itu untuk mau mengorbankan nyawa mereka. Semoga saya menjadi seorang yang diberi motivasi itu, sehingga saya menjadi orang yang tidak lagi silau dengan gemerlapnya kehidupan di dunia ini, dan mau mengorbankan segalanya demi kehidupan akhirat kelak. Ya Alloh, kuatkanlah tali iman di dalam hatiku, amiin...
Sebagai orang biasa, saya tidak habis pikir, apa yang ada di dalam benak para relawan itu dan juga keluarganya, mengapa mereka begitu gigih untuk terus berusaha menyalurkan bantuan kepada rakyat Gaza, setelah tragedi yang berlangsung kemarin itu. Mungkin ini juga yang ada di pikiran si pembaca berita. Bisa jadi mereka heran atas jawaban sang relawan ataupun keluarganya ketika ditanya dengan hal demikian. Orang biasa tentunya akan berpikir berpuluh-puluh kali untuk kembali lagi ke dalam suasana penuh bahaya seperti itu, suasana mencekam ketika sekelompok pasukan khusus terjun dari helikopter dengan membawa senapan otomatis ke dalam kapal pengangkut bantuan kemanusiaan. Tapi itulah, para relawan itu bukan orang biasa. Mereka adalah orang yang luar biasa, begitu pun keluarga mereka.
Lalu saya pun bertanya-tanya, mengapa mereka memiliki kegigihan yang luar biasa, hal apa yang membuat mereka tidak kenal kata menyerah untuk terus berusaha menyalurkan bantuan kepada saudara-saudara kita di Gaza. Suatu perbuatan yang disertai kesadaran itu membutuhkan suatu motivasi. Dan tindakan besar itu pastilah disertai dengan motivasi yang besar pula. Lalu apa sih motivasi yang terbesar itu?? Jika motivasi para relawan itu adalah hal-hal yang berbau duniawi, tidak mungkin kegigihan mereka akan sebesar itu, karena taruhan mereka adalah nyawa. Jadi, yang paling mungkin mendorong mereka untuk mau mengorbankan nyawa demi saudara-saudara seiman di Gaza adalah keyakinan mereka. Mereka yakin bahwa apa yang dilakukan itu akan mereka petik di akhirat kelak, oleh karena itu kematian bukanlah penghalang bagi tekad mereka. Itulah motivasi terbesar dalam hidup ini, yaitu iman terhadap kehidupan di masa yang akan datang, hari akhirat.
Dan motivasi semacam ini nampaknya telah mulai berkurang dari hati-hati muslimin di negeri ini (termasuk saya), sehingga saya pun sempat heran akan kegigihan para relawan itu untuk mau mengorbankan nyawa mereka. Semoga saya menjadi seorang yang diberi motivasi itu, sehingga saya menjadi orang yang tidak lagi silau dengan gemerlapnya kehidupan di dunia ini, dan mau mengorbankan segalanya demi kehidupan akhirat kelak. Ya Alloh, kuatkanlah tali iman di dalam hatiku, amiin...
No comments:
Post a Comment