Kemarin siang saya melihat berita tentang bentrokan mahasiswa dengan aparat keamanan di depan gedung DPR-RI Senayan. Untuk kesekianratus kalinya, bentrokan semacam ini harus terjadi lagi. Dan awal kejadiannya tetap sama, mahasiswa berorasi/berdemonstrasi, kemudian mendorong-dorong aparat keamanan, kedua pihak emosi, dan terjadilah bentrokan. Untuk kali ini, yang disuarakan oleh mahasiswa adalah pendidikan gratis untuk semua kalangan.
Saya sering heran dengan aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, yang kemudian selalu berujung bentrok. Apakah dengan berdemo, kemudian bentrok dengan aparat, kemudian pendidikan di Indonesia akan menjadi gratis? Apakah dengan mencela pemerintah kemudian masyarakat Indonesia akan menjadi sejahtera? Justru sebaliknya, mencela pemerintah muslim adalah suatu kemaksiatan. Dan suatu perjuangan yang didasari oleh kemaksiatan tentu saja akan jauh dari pertolongan Alloh. Saya mengira, justru demo-demo seperti ini yang menyebabkan negara ini kian jauh dari pertolongan Alloh. Jika saya berprasangka baik, mungkin niat para mahasiswa itu bagus. Tapi ingat dong, pikir dong, suatu perjuangan itu tidak hanya dinilai dari niatnya, tapi juga caranya. Kalau niatnya baik tapi caranya salah tetep aja salah.
Saya pun sering heran, kenapa seluruh unek-unek yang terjadi di masyarakat (khususnya mahasiswa) selalu diutarakan/dimanifestasikan dengan berdemonstrasi? BBM naik demo, sekolah mahal demo, ujian nasional gak lulus demo, SPP naik demo, angka kemiskinan bertambah demo. (Sebagian) mahasiswa di negeri ini sepertinya cuma bisa menuntut, tanpa memberi solusi atau melakukan aksi nyata. Jika ingin pendidikan gratis, kenapa harus demo? Kenapa tidak belajar dengan benar, trus bekerja yang benar, jadi orang sukses, kemudian setelah itu memberikan beasiswa kepada orang yang tidak mampu. Itu kan menjadi pendidikan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Contoh lain, jika ingin pelayanan kesehatan gratis, lakukanlah kegiatan pelayanan kesehatan itu secara swadaya secara bersama di daerah-daerah yang belum memiliki pelayanan kesehatan yang memadai. Intinya, jika ingin ada perbaikan di negeri ini, mulailah dari diri sendiri melakukan aksi nyata, jangan bisanya cuma menuntut kepada pemerintah. Saya tahu sendiri, saat ini pemerintah Indonesia sedang tidak beres (semoga Alloh memperbaiki mereka), sehingga kita tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada mereka. Bangsa ini memerlukan orang-orang seperti Rhenald Kasali yang hidup di suatu kampung dan memberdayakan kampung sekitarnya, orang-orang seperti para pengajar di sekolah KM ITB yang memberi pendidikan gratis bagi anak-anak tidak mampu, dan manusia-manusia inspiratif lainnya. Intinya, bangsa ini membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar demonstrasi semata.
sumber gambar: www.okezone.com
Saya pun sering heran, kenapa seluruh unek-unek yang terjadi di masyarakat (khususnya mahasiswa) selalu diutarakan/dimanifestasikan dengan berdemonstrasi? BBM naik demo, sekolah mahal demo, ujian nasional gak lulus demo, SPP naik demo, angka kemiskinan bertambah demo. (Sebagian) mahasiswa di negeri ini sepertinya cuma bisa menuntut, tanpa memberi solusi atau melakukan aksi nyata. Jika ingin pendidikan gratis, kenapa harus demo? Kenapa tidak belajar dengan benar, trus bekerja yang benar, jadi orang sukses, kemudian setelah itu memberikan beasiswa kepada orang yang tidak mampu. Itu kan menjadi pendidikan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Contoh lain, jika ingin pelayanan kesehatan gratis, lakukanlah kegiatan pelayanan kesehatan itu secara swadaya secara bersama di daerah-daerah yang belum memiliki pelayanan kesehatan yang memadai. Intinya, jika ingin ada perbaikan di negeri ini, mulailah dari diri sendiri melakukan aksi nyata, jangan bisanya cuma menuntut kepada pemerintah. Saya tahu sendiri, saat ini pemerintah Indonesia sedang tidak beres (semoga Alloh memperbaiki mereka), sehingga kita tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada mereka. Bangsa ini memerlukan orang-orang seperti Rhenald Kasali yang hidup di suatu kampung dan memberdayakan kampung sekitarnya, orang-orang seperti para pengajar di sekolah KM ITB yang memberi pendidikan gratis bagi anak-anak tidak mampu, dan manusia-manusia inspiratif lainnya. Intinya, bangsa ini membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar demonstrasi semata.
sumber gambar: www.okezone.com
Ya, itulah mahasiswa sekarang dit. Mereka beraninya bentrok sama aparat yang jelas-jelas masih saudara. Coba kalo jaman dulu mahasiswanya pada berani-berani. Mungkin Indonesia gak akan merdeka tahun 45. Mungkin tahun 1900 sudah merdeka jika para mahasiswa kurang kerjaan ini dikirimkan ke masa lalu. hehe
ReplyDeleteMAHASISWANYA YANG TOLOL,PAKE CARA NORAK DAN KAMPUNGAN,NGGAK PANTES DISEBUT MAHASISWA TAPI MAHA TK!
ReplyDeleteMANA WUJUD TERPELAJARNYA KALO PAKE CARA-CARA TERIAK TERIAK NGGAK JELAS PAKE BAWA-BAWA SPANDUK SEGEDDE GABAN?KENAPA NGGAK COBA BUAT SURAT RESMI KIRIM KE PETINGGI YANG BERSANGKUTAN?
DUNGU!MAHASISWA KEMPLU