Zuhud sering diartikan dengan sikap lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Artinya, orang yang zuhud akan mencurahkan sebagian besar perhatiannya untuk urusan akhirat, yaitu dengan ibadah dan taqorub kepada Alloh, sedangkan kehidupan dunia hanya secukupnya untuk menunjang ibadah. Oleh karena itu, sering orang membayangkan kalau orang zuhud (zahid) itu miskin, tidak punya harta, karena pekerjaannya tiap hari hanyalah ibadah. Kemudian timbul pertanyaan, bisakah orang yang kaya itu zuhud? Ustadz Mundzir hafidzohulloh pernah menerangkan hal ini dengan mengikut perkataan Imam Ahmad rohimahulloh. Beliau menceritakan bahwa Imam Ahmad rohimahulloh pernah ditanya tentang hal ini, dan beliau menjawab, "orang kaya bisa zuhud jika dia tidak menjadi senang ketika hartanya bertambah dan tidak sedih ketika hartanya berkurang". Jadi dia tidak memikirkan apa yang terjadi dengan hartanya, meskipun tentu saja dia tetap bersyukur dengan pemberian Alloh itu. Kemudian Ustadz juga memberi contoh ulama-ulama besar yang menjadi pedagang/pengusaha sukses, seperti Utsman bin Affan, Abdurrohman bin Auf, Imam Abdulloh ibnu Mubarok, dan Imam Malik bin Anas. Jadi, mau kaya, mau miskin, keadaan ini tidak akan menghalangi orang yang beriman untuk tetap zuhud dan mengutamakan apa yang akan dijumpainya kelak di akhirat kelak.
No comments:
Post a Comment