Sebagai seorang muslim, kita perlu mengetahui bahwa yang bisa menyelamatkan kita di kehidupan akhirat kita hanya dua hal, yaitu aqidah shohihah dan amal sholih. Yang perlu kita lakukan di dunia ini adalah hanya selalu istiqomah di atas kedua hal tersebut. Namun, ada kalanya ketika kita sedang berusaha istiqomah, kita malah berbelok dari jalur keistiqomahan tersebut. Kita mundur dari apa yang kita pertahankan tersebut.Keadaan seperti ini dalam Islam diistilahkan dengan futur.
Berikut ini saya ringkaskan hasil ta'lim kemarin sore bersama Al Ustadz Abu Hamzah hafidhohullohu, mengenai masalah futur ini.
Berikut ini saya ringkaskan hasil ta'lim kemarin sore bersama Al Ustadz Abu Hamzah hafidhohullohu, mengenai masalah futur ini.
Definisi Futur
Futur secara bahasa bisa diartikan terputus setelah terus menerus, pasif setelah aktir, kemunduran, dan kemalasan. Secara istilah artinya kemunduran kita dalam menjalankan perintah-perintah agama.
Penyebab Futur
1. Berlebih-lebihan dalam menjalankan perintah agama, hingga tidak memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beristirahat, dan tidak memberikan hak-haknya. Hal ini akan menyebabkan kebosanan hingga akhirnya malah akan meninggalkan ibadah tersebut. Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam menjalankan ibadah.
2. Berlebihan dalam mengkonsumsi hal mubah. Pada bagian ini, ustadz menerangkan contohnya adalah makan. Ketika kita berlebihan dalam makan, tubuh kita akan kekenyangan dan akan menyebabkan malas beribadah. Mungkin bisa juga tidur dijadikan sebagai contoh lain.
3. Senang hidup menyendiri, dan menghindari berkumpul dengan orang lain, terutama orang-orang sholih. Ketika orang suka hidup menyendiri, tidak ada orang lain yang bisa dijadikan cermin, yang bisa dijadikan cambuk ketika imannya sedang down. Selain itu, syaiton selalu bersama orang yang sendirian. Jika ada teman, ketika amalan kita down, kita melihat kepada teman kita yang masih semangat, maka kita akan tercambuk untuk semangat kembali. Selain itu, ketika ada teman, kita bisa saling menasihati.
4. Kurangnya mengingat kematian dan akhirat. Kita disibukkan dengan aktivitas duniawi, seperti bekerja, kuliah, dll. Hal ini akan menyebabkan kita lalai terhadap ibadah kita. Jika kita mengingat kematian, mengingat bahwa kita akan kembali ke tanah, kemudian akan ada hari perhitungan dan pembalasan, maka kita akan merasa takut akan hal itu dan akan semangat lagi untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, ustadz menyarankan agar kita sekali-kali membaca buku tentang kematian, tentang hari kiamat, di sela-sela aktivitas kita sehari-hari.
5. Terlalu banyak melakukan hal yang sia-sia. Ini juga akan menyebabkan kemunduran kita dalam beribadah.
6. Adanya makanan yang bersifat haram dan syubhat dalam tubuh kita. Makanan haram kita tahu, sedangkan makanan syubhat adalah makanan yang tidak jelas halal atau haram.
Apa Solusinya?
Solusinya tentu saja adalah lawan dari penyebab-penyebab itu. Kita harus senantiasa memperhatikan hak-hak tubuh kita agar tidak capek, kita tidak boleh berlebihan dalam hal-hal mubah, kita harus berkumpul bersama orang-orang sholih, harus sering mengingat kematian dan akhirat, menghindari perkara yang sia-sia, dan menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh kita.
Saya juga ingin memberikan solusi tambahan yang saya dapat dari pengalaman hidup sehari-hari saya. Pertama adalah ketika kita sedang lemah, paksakan saja diri kita untuk melaksanakan ibadah dan sebisa mungkin kita hindari maksiat, sebab iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Ketika kita memaksakan untuk beramal dan menghindari maksiat, iman kita akan bertambah, dan efeknya kita akan lebih semangat lagi dalam melakukan ibadah dan menjauhi maksiat, dan begitu seterusnya, seperti efek domino. Sedangkan solusi yang kedua, dikhususkan bagi para pemuda yang belum menikah, yaitu selalu mengingat surat AnNuur ayat 26: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik". Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholih/sholihah, buatlah diri kita menjadi sholih/sholihah dulu. Jika seorang pemuda mengingat ini, insyaAlloh ia akan semangat lagi ibadahnya..
Selamat mengaplikasikan, semoga bermanfaat.
2. Berlebihan dalam mengkonsumsi hal mubah. Pada bagian ini, ustadz menerangkan contohnya adalah makan. Ketika kita berlebihan dalam makan, tubuh kita akan kekenyangan dan akan menyebabkan malas beribadah. Mungkin bisa juga tidur dijadikan sebagai contoh lain.
3. Senang hidup menyendiri, dan menghindari berkumpul dengan orang lain, terutama orang-orang sholih. Ketika orang suka hidup menyendiri, tidak ada orang lain yang bisa dijadikan cermin, yang bisa dijadikan cambuk ketika imannya sedang down. Selain itu, syaiton selalu bersama orang yang sendirian. Jika ada teman, ketika amalan kita down, kita melihat kepada teman kita yang masih semangat, maka kita akan tercambuk untuk semangat kembali. Selain itu, ketika ada teman, kita bisa saling menasihati.
4. Kurangnya mengingat kematian dan akhirat. Kita disibukkan dengan aktivitas duniawi, seperti bekerja, kuliah, dll. Hal ini akan menyebabkan kita lalai terhadap ibadah kita. Jika kita mengingat kematian, mengingat bahwa kita akan kembali ke tanah, kemudian akan ada hari perhitungan dan pembalasan, maka kita akan merasa takut akan hal itu dan akan semangat lagi untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, ustadz menyarankan agar kita sekali-kali membaca buku tentang kematian, tentang hari kiamat, di sela-sela aktivitas kita sehari-hari.
5. Terlalu banyak melakukan hal yang sia-sia. Ini juga akan menyebabkan kemunduran kita dalam beribadah.
6. Adanya makanan yang bersifat haram dan syubhat dalam tubuh kita. Makanan haram kita tahu, sedangkan makanan syubhat adalah makanan yang tidak jelas halal atau haram.
Apa Solusinya?
Solusinya tentu saja adalah lawan dari penyebab-penyebab itu. Kita harus senantiasa memperhatikan hak-hak tubuh kita agar tidak capek, kita tidak boleh berlebihan dalam hal-hal mubah, kita harus berkumpul bersama orang-orang sholih, harus sering mengingat kematian dan akhirat, menghindari perkara yang sia-sia, dan menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh kita.
Saya juga ingin memberikan solusi tambahan yang saya dapat dari pengalaman hidup sehari-hari saya. Pertama adalah ketika kita sedang lemah, paksakan saja diri kita untuk melaksanakan ibadah dan sebisa mungkin kita hindari maksiat, sebab iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Ketika kita memaksakan untuk beramal dan menghindari maksiat, iman kita akan bertambah, dan efeknya kita akan lebih semangat lagi dalam melakukan ibadah dan menjauhi maksiat, dan begitu seterusnya, seperti efek domino. Sedangkan solusi yang kedua, dikhususkan bagi para pemuda yang belum menikah, yaitu selalu mengingat surat AnNuur ayat 26: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik". Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholih/sholihah, buatlah diri kita menjadi sholih/sholihah dulu. Jika seorang pemuda mengingat ini, insyaAlloh ia akan semangat lagi ibadahnya..
Selamat mengaplikasikan, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment